ANALISA KONDISI DAN POTENSI DESA PADURENAN
MENUJU PEMBANGUNAN DESA PRODUKTIF
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Padurenan melalui bidang perekenomian perlu dilakukan kajian terhadap kondisi geografis dan potensi yang ada di desa setempat, sehingga segala kebijakan, program dan kegiatan dari Pemerintah dan stakeholder yang teralokasi disana benar-benar tepat sasaran, berdaya guna dan berhasil guna.
Sehubungan dengan hal tersebut, berikut tersaji analisis mengenai kondisi geografis dan potensi yang ada di Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus untuk mendukung sebuah rencana pembangunan desa produktif.
A. Kondisi Geografis
Desa Padurenan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus, dan merupakan Desa yang paling kecil yang ada di Kecamatan Gebog, dengan luas wilayah + 163,116 Ha, terdiri dari :
- Sawah Irigasi Setengah Teknis : 52,850 Ha
- Sawah Tadah Hujan : 50,370 Ha
- Permukiman : 50,525 Ha
- Fasilitas Umum / lain-lain : 9,371 Ha
Dengan batas-batas wilayah administrasinya sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Desa Daren, Kec. Nalumsari Kab. Jepara
- Sebelah Timur : Desa Karangmalang, Kec. Gebog
- Sebelah Selatan : Desa Klumpit dan Getassrabi, Kec. Gebog
- Sebelah Barat : Desa Getassrabi Kec. Gebog dan Nalumsari Jepara
B. Orbitasi
- Jarak ke Ibukota Kecamatan : 3,5 Km
- Waktu tempuh ke Ibukota Kecamatan : 15 menit
- Jarak ke Ibukota Kabupaten : 8 Km
- Waktu tempuh ke Ibukota Kabupaten : 30 menit
C. Demografi
Jumlah penduduk Desa Padurenan sampai dengan akhir bulan Pebruari 2009 adalah 4.819 orang, terdiri dari :
- Laki-laki : 2.390 orang
- Perempuan : 2.429 orang
- Kepala Keluarga : 1.163 KK
Sedangkan jumlah penduduk usia angkatan kerja ( 15 – 55 tahun) adalah : 3.107 orang
D. Pembagian Wilayah
Berdasarkan pembagian wilayah kerjanya Desa Padurenan terbagi dalam 2 (dua) wilayah kerja Dusun, 23 RT, 6 RW dan 5 Dukuh, dengan pembagiannya sebagai berikut :
1. Dusun Krajan, terdiri dari :
- Dukuh Krajan I, meliputi : RW I, terdiri dari 5 RT
- Dukuh Krajan II, meliputi : RW II, terdiri dari 4 RT
2. Dusun Ampeyan, terdiri dari :
- Dukuh Jerabang, meliputi : RW III, terdiri dari 4 RT
- Dukuh Jetis, meliputi : RW IV, terdiri dari 3 RT
- Dukuh Salak, meliputi : RW V, terdiri dari 4 RT
- Dukuh Randukuning, meliputi : RW VI, terdiri dari 3 RT
E. Pemerintahan Desa
Organisasi dan Tatakerja Pemerintahan Desa Padurenan telah ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Desa Padurenan Nomor 2 Tahun 2008 sebagai berikut :
1. Pemerintah Desa, sebanyak 12 (dua) belas jabatan terdiri dari :
- Kepala Desa : Arif Chuzaimahtum
- Sekretaris Desa : Drs. Achsanudin Ismanto
- Kepala Urusan Pemerintahan : Sujono
- Kepala Urusan Keuangan : H. Kardono
- Kepala Urusan Umum : Abdul Fatah
- Kepala Urusan Pembangunan : Zakariya Ansor
- Modin : Mohammad Ahsin
- Ladu : Rif’an
- Kebayan I : Aminuddin
- Kebayan II : H. Maskan
- Kepala Dusun I : Ali Dharsono
- Kepala Dusun II : Bisri Mustofa
2. Badan Permusyawaratan Desa beranggotakan sebanyak 7 (tujuh) orang, meninggal dunia 1 (satu) orang, sehingga jumlah seluruhnya sampai saat ini sebanyak 6 (enam) orang.
II. POTENSI DESA
a. Sosial Budaya
Dari jumlah penduduk sebanyak + 4.819 orang, semuanya beragama Islam oleh karenanya untuk menjaga keseimbangan antara aktifitas perekonomian dalam kehidupan sehari-hari kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di setiap Dusun antara lain : pengajian – pengajian, selapanan PKK RT, Tadarusan Al Qur’an Fatayat (para pemuda), selapanan remaja masjid dan kegiatan lain.
Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikannya, sebagian besar tingkat pendidikan SD dan SMP serta sudah terbebas buta aksara.
b. Perekonomian Penduduk Desa
Penduduk Desa Padurenan sesuai angkatan kerja sebesar 3.107 orang, berdasarkan mata pencahariannya terdiri dari :
- Buruh Tani : 220 orang
- Buruh Rokok : 225 orang
- Buruh Bangunan : 303 orang
- Buruh Konveksi / Bordir : 1.627 orang
- Pedagang : 168 orang
- PNS / TNI / PILRI : 40 orang
- Pengrajin konveksi / bordir : 200 UKM
- Pengrajin Jaket/seragam : 78 UKM
- Lain-lain : 198 orang
Dari data tersebut di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Padurenan bermata pencaharian sebagai Buruh Konveksi / Bordir yaitu 1.627 orang ( 52,3 %) berarti setengah lebih dari penduduk usia angkatan kerja yang ada di Desa, didukung dengan 200 UKM pengrajin konveksi / bordir dan 78 pengrajin jaket/ seragam.
Selanjutnya dari hasi inventarisasi terhadap sekitar 200 UKM yang ada di Desa Padurenan, ternyata tersebar di hampir seluruh Dukuh yang ada di Padurenan, yaitu :
- Dukuh Salak : 37 orang, jenis produk konveksi dan bordir
- Dukuh Krajan : 106 orang, jenis produk konveksi, bordir, tas, tahu
tempe, pindang presto dan sablon
- Dukuh Jerabang : 23 orang, jenis produk bordir dan konveksi
- Dukuh Jetis : 19 orang, jenis produk konveksi, bordir dan pindang
presto
- Dukuh Randukuning : 15 orang, jenis produk konveksi, bordir dan pindang
Hal tersebut menunjukkan bahwa persebaran UKM didominasi dari penduduk yang berdomisili di wilayah Dukuh Krajan.
Pemasaran hasil industri konveksi dan atau bordir selama ini disamping di Kudus juga di daerah lain di Jawa Tengah seperti Semarang, Solo, Jogjakarta juga pada beberapa UKM telah sampai ke luar Jateng yaitu di Jawa Timur, Mataram dan Bali.
III. APLIKASI TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN DESA PRODUKTIF
Dengan memperhatikan kondisi wilayah dan beberapa potensi UKM yang ada di Desa Padurenan, terdapat peluang untuk mengolah potensi dan kesempatan dalam upaya mewujudkan Desa Padurenan menjadi Desa Produktif di Kabupaten Kudus dan di Provinsi Jawa Tengah, karena :
a. Dari letak geografis dekat dengan jalur pariwisata religi yaitu jalur Ziarah Wali Songo di kota Kudus, dimana rata-rata kunjungan wisatawan domestic ke Kota Kudus per hari sebanyak 10 s/d 25 bus atau sebanyak 500 s/d 1.250 orang sehingga dapat diolah menjadi tempat alternative / transit untuk wisata belanja dari Menara ( Sunan Kudus) ke – Colo (Sunan Muria) atau sebaliknya ;
b. Produk UKM yang dihasilkan oleh mayoritas penduduk Desa Padurenan sangat spesifik, Bordir khas Kudus ;
c. Harga produk relatif murah ;
d. Pemerintah Desa menyediakan lahan untuk Terminal Wisata, dengan menggunakan Tanah Kas Desa + 4,25 Ha ;
e. Dukungan dan harapan masyarakat sangat besar terhadap Program pembentukan Desa Produktif dalam bentuk Desa Wisata Bordir Khas Kudus ;
f. Sudah mendapatkan perhatian dan dukungan dari : Depnakertran RI, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Provinsi Jawa Tengah, Balai Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja, Bank Indonesia Cab. Jateng dan DIY, Bank Jateng Cab. Kudus, Pertamina Divisi Jateng, Swiss Contact, Jamsostek Provinsi Jateng serta Jamsostek Cab. Kudus.
g. Dukungan riil dinas / instansi dan lembaga perbankan di tingkat Provinsi yang telah diberikan kepada UKM Desa Padurenan, a.l :
- Berbagai Pelatihan kepada UKM seperti : AMT, Kewirausahaan, manajeman produktifitas, pembukuan keuangan, dsb ;
- Bimbingan konsultansi : mengetahui permasalahan riil & urgen yang dihadapi UKM ;
- Studi banding dengan UKM ke Kasongan Jogya & Kampung Batik Laweyan : memberikan gambaran nyata kepada para UKM, bahwa Desa Produktif bisa berhasil di Daerah lain ;
- Pameran UKM & Ekspose Desa Produktif : Promosi Program DEsa Produktif dan Hasil Produk UKM Padurenan ;
- Fasilitasi pembentukan Koperasi UKM : bentuk Koperasi Serba Usaha ;
- Forum Group Discusstion : pemberdayaan Cluster UKM
- Disiminasi Desa Produktif dilanjutkan Pelatihan Pembukuan Keuangan bagi UKM : Depnakertrans RI, BPPK, BPPTK dan BI Cab. Jateng dan DIY ;
IV. KENDALA DAN PERMASALAHAN
Beberapa kendala dan permasalahan yang dihadapi UKM yang ada di Desa Padurenan menuju Desa Produktif selama ini, antara lain :
1. Keterbatasan permodalan ;
2. Kualitas dan variasi produk relative terbatas ;
3. Kurangnyanya promosi melalui teknologi dan informatika seperti : belum tersedianya Website tentang Bordir Khas Kudus ( dari Desa Padurenan, Karangmalang, dsb).
4. Sistim penjualan dan pemasaran selama ini lewat bakul / pengepul, sehingga keuntungan sangat kecil karena tidak ada interaksi langsung antara pengrajin / pemilik dengan pembeli ;
5. Belum ada pembukuan keuangan oleh UKM yang berstandar BI, sehingga kurang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan bantuan pinjaman modal dari BI ;
6. Belum tersedianya sarana dan prasarana pendukung seperti : Gapura, Peta Wisata, Kios-kios, pelebaran jalan, pembuatan saluran / drainage tepi jalan, terminal wisata, dsb. ;
7. Rencana Pembangunan Desa Produktif Tahun 2009 di Jateng terdapat 3 (tiga) Desa, sehingga Padurenan bersaing dengan 2 (dua) Desa lainnya yaitu :
a. Desa Tingkir Kecamatan Tingkir – Kota Salatiga ;
b. Desa Jetis, Kecamatan Bandungan – Kab. Semarang ;
c. Desa Padurenan, Kecamatan Gebog – Kab. Kudus.
V. SOLUSI DAN UPAYA MENGATASI MASALAH
Mencermati beberapa kendala dan permasalahan tersebut di atas, solusi dan langkah yang telah diambil :
1. Koordinasi dengan lembaga perbankan, dengan diberikannya berbagai pelatihan untuk membangunan kemandirian serta Disiminasi pelatihan pembukuan keuangan oleh BI akan memberi manfaat kepada semua UKM dapat membuat pembukuan keuangan industrinya sendiri sesuai standar BI ;
2. Difasilitasi BI, Depnakertran RI dan Disnakertran Provinsi Jateng akan menghadirkan Designer / Perancang Busana dari Jakarta seperti : Ani Avanti, Ramli dan Ivan Gunawan untuk memberikan pelatihan langsung kepada UKM di Padurenan ;
3. Koordinasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Kudus à akan dipromosikan pada beberapa kesempatan ;
4. Dengan akan direalisasikannya Desa Produktif yang didukung pembangunan Kios-kios serta gerai-gerai penjualan maka akan terjadi perubahan sistim penjualan langsung dari pengrajin kepada pembeli, sehingga keuntungan lebih besar akan langsung diterima pengrajin ;
5. Dengan adanya pelatihan pembukuan keuangan dari BI Cab. Jateng dan DIY kepada UKM akan membawa progress report bagi para UKM, sehingga mereka dapat membuat pembukuan keuangan sesuai standar BI ;
6. Koordinasi dengan Dinas/SKPD lain dan Stakeholder untuk merealisasikan sarana / prasarana penunjang ;
7. Untuk penyediaan sarpras berupa pelebaran jalan, ada 3 (tiga) alternatif rute menuju ke lokasi :
a. Pertama : dari perempatan Desa Besito – Karangmalang – Padurenan ;
b. Kedua : dari Jalan Lingkar Klumpit – Karangmalang – Padurenan ;
c. Ketiga : dari RSI. Yakis (Desa Garung Lor) Kaliwungu – Getassrabi –
Padurenan.
VI. PENUTUP
Demikian analisa kondisi dan potensi Desa Padurenan untuk mewujudkan rencana pembangunan Desa Produktif Klaster UKM di Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus, mudah-mudahan dapat memberikan manfaat dan gambaran tentang keberadaan Desa Padurenan.